Rabu, 15 Juli 2015

Motivasi Keliru Mengikut KRISTUS




Yohanes : 26-29:
1)   TUHAN YESUS tidak menjawab pertanyaan mereka, tetapi menegur mereka karena motivasi mereka yang salah dalam mengikuti DIA (ay 26).
Hal-hal yang bisa dipelajari:
a) TUHAN YESUS tahu motivasi kita dalam mengikut DIA. IA bukan hanya mempersoalkan kerajinan ataupun semangat seseorang dalam mengikuti DIA, tetapi juga motivasi dan tujuan orang itu dalam mengikut DIA.
Kelihatannya orang-orang itu mencari TUHAN YESUS, tetapi sebetulnya tidak (bdk. Ro 3:11). Bahkan sebetulnya mereka juga tidak peduli pada tanda yang diadakan oleh KRISTUS (ay 26).
b)   Motivasi salah dari orang-orang itu:
·        Kelihatannya orang-orang itu mencari TUHAN YESUS, tetapi sebetulnya tidak (bdk. Ro 3:11). Bahkan sebetulnya mereka juga tidak peduli pada tanda yang diadakan oleh KRISTUS (ay 26).
·        Calvin“They sought in CHRIST something other than CHRIST HIMSELF” (= mereka mencari dalam KRISTUS sesuatu yang lain dari pada KRISTUS SENDIRI).
“In like manner, there are many persons in the present day who would gladly embrace the gospel, if it were free from the bit­terness of the cross, and if it brought nothing but carnal pleasures”(= demikian juga, ada banyak orang pada jaman ini yang mau dengan gembira memeluk Injil, kalau saja itu bebas dari kepahitan salib, dan kalau saja itu hanya membawa kesenangan daging semata-mata).
“They were moved not by full hearts, but by full bellies” (= mereka digerakkan bukan oleh hati yang penuh, tetapi oleh perut yang kenyang).
William Barclay berkata bahwa melalui kalimat ini seakan-akan TUHAN YESUS berkata: “You cannot think about your souls for thinking of your stomachs” (kamu tidak dapat berpikir tentang jiwamu karena kamu berpikir tentang perutmu).
Perlu juga diingat bahwa iman kita juga adalah pemberian ALLAH (Fil 1:29  Kis 11:18  Yoh 6:65  Yer 24:7  1Kor 12:3), sehingga keselamatan tetap bukan hasil usaha kita tetapi pemberian cuma-cuma dalam TUHAN YESUS KRISTUS (Ef 2:8-9  Ro 3:24). Manusia berdosa (di luar KRISTUS) tidak bisa berbuat baik (Tit 1:15). Kebaikan tidak bisa menutupi / menghapus dosa (Gal 2:16,21).
Martin Luther“The most damnable and pernicious heresy that has ever plagued the mind of man was the idea that somehow he could make himself good enough to deserve to live with an all-HOLY GOD” (ajaran sesat yang paling terkutuk dan jahat / merusak yang pernah mengganggu pikiran manusia adalah gagasan bahwa dengan cara tertentu ia bisa membuat dirinya sendiri cukup baik sehingga layak untuk hidup dengan ALLAH YANG MAHA SUCI).
Yohanes 6 : 28, 29 bahwa keselamatan / hidup kekal adalah suatu free gift (= pemberian cuma-cuma / gratis). Bdk. Ro 3:24.


Matius 19:13-30
Pertama, menganggap diri paling layak mengikut TUHAN, yang diwakili oleh sikap para murid TUHAN YESUS. Mereka menganggap diri sebagai pengikut-NYA yang paling baik, paling tinggi rohaninya, paling berkuasa, sampai-sampai merasa berhak menentukan siapa yang boleh mendekati YESUS (ayat 13-15). Kedua, menganggap diri paling baik. Ini diwakili oleh seorang muda yang kaya. Pemuda ini merasa dirinya telah menjalankan semua perintah ALLAH dan mengikuti tata peraturan agama (ayat 16,18,20). Oleh karena itu, ia ini yakin bahwa dia pasti masuk surga. Pertanyaannya kepada TUHAN YESUS bukan lahir dari ketulusan melainkan pameran kebaikan di hadapan orang lain. Ketiga, merasa paling banyak berkorban, diwakili Petrus. Bukankah harga sudah dibayar, tentu hasil melimpah harus diraup dan dinikmati (ayat 27).
            Terhadap motivasi keliru ini TUHAN YESUS menjawab tegas bahwa DIA melihat hati! DIA mengetahui siapa yang tulus hati seperti anak kecil sehingga beroleh anugerah Kerajaan Surga (ayat 14). Orang yang rendah hati, tidak terikat pada kekayaan adalah orang yang dikaruniai Kerajaan Surga (ayat 21). Sedangkan orang yang telah meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut YESUS, akan mendapatkan dirinya diperkaya dengan keluarga besar ALLAH (ayat 28-29). Sebaliknya mereka yang bertahan dalam motivasi keliru, kehilangan semuanya (ayat 30).
            Markus 9:33-37
TUHAN YESUS menunjukkan dua prinsip penting dalam pelayanan. Pertama, kepemimpinan yang melayani (35). Dunia berpandangan bahwa seorang pemimpin haruslah orang yang terkemuka dan mendapatkan banyak fasilitas. Sebaliknya, pemimpin dalam konteks pengikut KRISTUS adalah pemimpin yang melayani. Untuk menjadi pemimpin yang melayani dibutuhkan kerendahan hati.
            Prinsip kedua adalah kerendahan hati! TUHAN YESUS memakai contoh menyambut anak kecil sebagai ilustrasi kerendahan hati. Menyambut anak kecil seperti menyambut TUHAN YESUS sendiri membutuhkan kerendahan hati (37). Dalam mengikut KRISTUS hendaknya segala bentuk motivasi yang berorientasi pada diri sendiri dan kemuliaannya harus dibuang.
            Sebagaimana teguran yang ditujukan kepada para murid, teguran itu juga berlaku untuk kita? Sudahkah kita memiliki motivasi yang benar dalam mengikut KRISTUS? Ataukah kita masih memiliki ambisi dan keinginan pribadi tersembunyi di balik kehidupan Kristiani yang kita jalani? Hanya kita yang tahu. Namun apa pun kondisi kita, mintalah kepada KRISTUS, agar TUHAN memberikan motivasi yang murni sebagai pengikut sejati.
Pertama, dikisahkan dalam Luk 9:57, “Ketika TUHAN YESUS dan murid-muridNYA melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada YESUS: “Aku akan mengikut ENGKAU, kemana saja ENGKAU pergi.” Komitmen yang ditunjukkan dengan antusias seperti ini termasuk sangat baik namun TUHAN YESUS yang telah mengetahui maksud dan tujuannya, memberikan respon negatif dengan mengatakan, “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi ANAK MANUSIA tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya” (Luk­ 9:58) yang berarti bahwa tidak ada yang dapat diharapkan dari anak muda karena TUHAN YESUS tidak dapat dimanipulasi oleh siapapun.
Kedua, dalam Luk 9:59 dicatat bahwa TUHAN YESUS lah yang berinisiatif kali ini dengan berkata, “Ikutlah AKU.” Tetapi orang yang diajak NYA memperlihatkan keberatan dengan menjawab, “Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Lalu TUHAN YESUS sekali lagi berespon negatif, “Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah KERAJAAN ALLAH di mana-mana” (Luk 9:60). Ungkapan ‘menguburkan bapaku’ bukan berarti ayahnya telah meninggal tapi menunjukkan bahwa seorang anak dianggap sudah menyelesaikan tanggung jawabnya kepada orangtua setelah mereka meninggal. Jika mereka masih hidup maka si anak harus taat mutlak kepadanya. Menurut logika manusia, budaya ini memang wajar namun dalam prinsip kebenaran FIRMAN TUHAN, konsep ini sangat tidak wajar dan bersifat merusak karena  Kekristenan menuntut setiap anak TUHAN untuk mengetahui dan memahami ordo secara tepat. Sudah selayaknya, seorang anak harus tunduk kepada orangtua tapi ia harus lebih tunduk kepada TUHAN daripada orangtuanya karena otoritas TUHAN berada di posisi yang lebih tinggi daripada orangtua. Sedangkan ungkapan ‘orang mati menguburkan orang mati’ secara esensial mempunyai pengertian bahwa biarlah orang yang binasa karena melawan TUHAN, menguburkan sesamanya. Selanjutnya, TUHAN memerintahkan, “Pergilah dan beritakanlah KERAJAAN ALLAH” sebagai bukti keselamatan seorang anak TUHAN.

Ketiga, TUHAN YESUS tidak lagi berinisiatif mengajak melainkan manusia kembali menunjukkan inisiatifnya untuk mengikut TUHAN YESUS, namun masih disertai dengan suatu keberatan, “Aku akan mengikut ENGKAU, TUHAN, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku” (Luk 9:61). Maka respon negatif segera diberikan oleh TUHAN YESUS, “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk KERAJAAN ALLAH” (Luk 9:61). Kebiasaan minta ijin ini seringkali membahayakan Kekristenan sehingga harus diwaspadai. Jika mau mengikut TUHAN YESUS, menuntut jemaatNYA untuk tidak menengok ke kanan dan kiri lalu minta ijin untuk berhenti sejenak, karena banyaknya godaan di sekeliling yang sanggup memancing mereka untuk keluar dari jalur TUHAN.

1 komentar: